Friday, October 2, 2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Pemanasan global / Global warming adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfer, laut dan daratan. Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Oleh karenanya penulis hendak mengulas permasalahan ini agar dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup agar dapat terhindar dari dampak pemanasan global yang lebih luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik.


B.     Perumusan Masalah
Berikut rumusan masalah yang akan diulas lebih lanjut mengenai pemanasan global :
1.      Apa penyebab terjadinya pemanasan global?
2.      Apa dampak yang ditimbulkan oleh pemanasan global?
3.      Bagaimana cara menanggulangi pemanasan global?


C.    Tujuan Penulisan Masalah
Adapun tujuan penulisan, antara lain :
1.      Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kealaman Dasar yang diampu oleh Bpk. Taryono, Ir, M.Si.
2.  Penulis ingin memberi gambaran singkat mengenai pemanasan global, dampak yang ditimbulkan dan cara menanggulangi pemanasan global.
3.  Meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup agar terbebas dari pemanasan global.




BAB II
PEMBAHASAN


A.    Penyebab Pemanasan Global
1.      Efek Rumah Kaca
Pemanasan global (global warming) pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh meningkatnya emisi gas-gas. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Akan tetapi, akibat jumlah gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, maka timbulah pemanasan global.


2.      Efek Umpan Balik
Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembapan relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.


3.      Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an. Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.


B.     Dampak Pemanasan Global
1.      Iklim mulai tidak Stabil
Para ilmuwan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Suhu pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.


2.      Peningkatan Permukaan Laut
Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuwan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inci) pada abad ke-21.


3.      Suhu Global Cenderung Meningkat
Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.


4.      Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.


5.      Dampak Sosial dan Politik
Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.
Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian demam berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adanya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq aedes aegypti), virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adalah organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (climate change) yang bisa berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang/kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu).


C.    Cara Menanggulangi Pemanasan Global

1.    Mengurangi pemakaian bahan-bakar fosil secara drastis
Bahan bakar fosil dianggap sebagai biang keladi global warming karena pembakarannya yang menghasilkan gas CO2. Salah satu yang dianggap bermasalah adalah mobil. Oleh karena itu, banyak organisasi-organisasi berbasis kelingkungan yang melarang penggunaan mobil.

2.    Mengurangi deforestasi
Seperti telah dijelaskan sebelum-sebelumnya, deforestasi atau perusakan hutan mengakibatkan terganggunya kemampuan hutan menyerap CO2 disamping meningkatnya kemungkinan terjadi banjir dan tanah longsor. Untuk itu perlu diupayakan untuk menanam kembali hutan yang gundul (reboisasi).

3.    Memberlakukan standar emisi kendaraan bermotor
Semenjak tahun 1990-an, negara-negara di Eropa telah memberlakukan standar emisi kendaraan bermotor yang disebut Euro. Fungsinya adalah agar mobil-mobil yang beredar memiliki emisi gas buang yang kurang lebih sama. Konsekuensinya, kendaraan yang tidak memenuhi standar emisi yang berlaku diharuskan membayar pajak yang lebih besar. Hingga saat ini standar Euro IV telah diaplikasikan dan segera akan diganti dengan Euro V, sementara di Indonesia baru saja dimulai Euro II.

4.     Memperbaiki kesadaran masyarakat akan sampah dan lingkungan
Seberapa hebat sebuah rencana penanggulangan global warming, tanpa didukung oleh masyarakat, semuanya adalah sia-sia. Mengapa? Karena masyarakatlah yang berperan secara aktif dalam menanggulangi efek rumah kaca. Tanpa peran serta masyarakat secara aktif mustahil efek rumah kaca dapat diminimalisir.

5.    Mengusahakan penggunaan energi alternatif
Beberapa macam metode pemakaian energi akternatif telah diupayakan. Seperti pemakaian pemanas bertenaga matahari, minimalisir pemakaian listrik dan gas untuk kebutuhan rumah tangga. Dalam industri otomotif, telah diperjualbelikan mobil-mobil dengan sistem fuel cell dan hybrid, seperti Toyota Prius, Honda FC-X, dan Honda Civic Hybrid. Sekarang ini tengah dicoba pengablikasian BBM campuran E-85 atau etanol 85, yang artinya 85% etanol dan 15% bensin biasa.

6.    Sanksi emisi
Sesuai dengan isi Kyoto Protocol, bahwa negara-negara maju yang menghasilkan emisi lebih tinggi dari kuota diwajibkan membayar denda yang kemudian akan disalurkan ke negara-negara dunia ketiga demi pembangunan infratruktur mereka.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dengan disusunnya makalah ini, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1.      Penyebab pemanasan global diantaranya dikarenakan oleh Efek Rumah Kaca, Efek Umpan Balik dan Variasi Matahari.
2.      Dampak dari pemanasan global diantaranya iklim mulai tidak stabil, peningkatan permukaan laut, suhu global cenderung meningkat, gangguan ekologis dan menimbulkan dampak sosial politik.
3.      Cara menanggulangi pemanasan global diantaranya dengan cara mengurangi pemakaian bahan-bahan fosil secara drastic, mengurangi deforestasi, memberlakukan standar emisi kendaraan bermotor, memperbaiki kesadaran masyarakan akan sampah dan lingkungan, mengusahakan energy alternative dan mengusahakan adanya sanksi emisi.

B.     Saran
Untuk dapat terhindar dari dampak adanya pemanasan di antaranya perlu kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakan serta dengan mangadakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1.   Mengadakan seminar dan pengajaran mengenai pentingnya menjaga kelestarian alam dan lingkungan agar terhindar dari pemanasan global.
2.      Mengadakan kegiatan penanaman pohon untuk masyarakat, pelajar dsb.
3.  Membiasakan menjaga alam dan lingkungan sedini mungkin dengan melakukan hal-hal sederhana seperti tidak membuang sampah sembarangan dsb.


DAFTAR PUSTAKA




0 comments :

Post a Comment